Dalam eksplorasi output yang diharapkan adalah geometri dari lapisan (seam) batubara. Geometri seam batubara digunakan sebagai estimasi sumber daya cadangan batubara. Selain itu geometri seam batubara sangat menentukan teknik penambangan batubara itu sendiri.
Metode geofisika merupakan metode pengukuran sifat fisik batuan di bawah permukaan. Metode geofisika selama ini mampu menggambarkan kondisi geologi bawah permukaan dengan baik. Dalam eksplorasi batubara memang metode geofisika tidak populer digunakan (kecuali geofisika well logging) karena akurasi yang lemah terhadap respon batubara. Hal ini disebabkan batubara memiliki ambiguitas yang tinggi dengan batuan lain yang berada di sekitar lapisan batubara itu sendiri.
Akan tetapi beberapa metode dimungkinkan untuk mendeteksi keberadaan seam batubara, tentu saja untuk meng-crosscheck akurasinya tetap dibutuhkan data pemboran dan data geofisika well logging sebagai data penunjang. Metode geofisika yang dimaksudkan adalah metode geolistrik. Memang beberapa survey menggunakan metode geolistrik dalam eksplorasi batubara sering kali menemui kesulitan dalam pemilihan konfigurasi dan interpretasi. Oleh karena itu ada beberapa solusi penjelasan yang akan saya jabarkan sebagai berikut ;
1. Konfigurasi, Metode geolistrik memiliki beberapa variasi konfigurasi, beberapa yang umum digunakan antara lain ; konfigurasi schlumberger, wenner dan dipole - dipole. Setiap konfigurasi memiliki hasil pemodelan dan resolusi yang berbeda-beda. Dalam eksplorasi batubara sering kali beberapa peneliti menggunakan konfigurasi dipole - dipole atau yang berifat "pole" (mengutub). Hal ini menjadi "tidak tepat" karena biasanya kondisi seam batubara adalah berlapis / melampar, selain itu kedalaman yang dicapai relatif dangkal, sehingga target seam yang dalam tidak ter-cover. Metode yang lebih tepat digunakan adalah konfigurasi wenner-schlumberger, konfigurasi ini memiliki resolusi vertikal dan horisontal yang baik dan capaian kedalaman yang lebih dalam. Akan tetapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi geologi daerah survey.
2. Interpretasi, Seperti saya jelaskan di atas ambiguitas yang tinggi menyebabkan tingkat kesalahan interpretasi menjadi tinggi. Batubara memiliki respon yang resistif terhadap arus listrik, respon ini pula yang diberikan oleh batupasir, batugamping dan batuan beku. Oleh karena itu perlu sekali kalibrasi terhadap harga resistivitas batubara di lapangan, sehingga harga tersebut dapat digunakan sebagai acuan respon batubara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar