Rabu, 17 Oktober 2012

Volkanisme

Pengertian Vulkanisme

¨Vulkanisme berasal dari kata Vulcaan yang berarti dewa api.
¨Sedangkan dalam bahasa Inggris Volcanism atau Vulkanisma adalah segala kegiatan magma dari dalam lapisan litosfer yang menyusup ke lapisan di atasnya sampai ke luar permukaan bumi melalui tekanan kerak bumi atau melalui pipa kepundan.

Gunung Api (Volcano)
¨Gunung api adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarnya magma dan gas ke permukaan bumi.

Erupsi
Berdasarkan lokasi keluarnya magma :
¨erupsi celah (fissure eruption)
¨erupsi sentral (central eruption)
Berdasarkan cara keluarnya magma :
¨meleleh (efusif) = lava
¨meletus (eksplosif) = piroklastis
¨campuran = gunung api strato


Bentuk-bentuk Gunung Api
1.Berdasarkan bentuk lubang tempat letusannya
a) Erupsi sentral
Yaitu letusan gunung api yang melalui sebuah lubang kepundan sebagai pusat letusannya. Erupsi ini menghasilkan 6 bentuk gunung api, antara lain :
¨Gunung api strato, yaitu gunung api yang timbunan lereng gunungnya berlapis-lapis.
¨Gunung api maar, yaitu gunung api yang terbentuk karena erupsi eksplosif sehingga membentuk lubang kawah yang besar.
¨Gunung api perisai, yaitu gunung api yang terbentuk karena lava yang melair tidak kental sehingga alasnya luas dan lerengnya landai.
¨Gunung api kerucut piroklastik adalah kerucut gunung api yang tersusun atas material piroklastik (bahan-bahan lepas gunung api).
¨Gunung api kaldera, yaitu suatu gunung api berbentuk kerucut terpancung dengan kawah yang sangat lebar (>2km) yang terbentuk akibat erupsi eksplosif yang sangat dahsyat.
¨Kubah lava, yaitu tonjolan batuan lava berbentuk membundar dengan kemiringan lereng relatif sama ke segala arah.

2. Berdasarkan Siklus Kehidupannya
¨Active Vulcano, yaitu gunung api yang masih sering mengalami erupsi.
¨Dorman Vulcano, yaitu gunung api yang tidak ada kegiatannya lagi dalam waktu yang lama, tetapi sewaktu-waktu masih memungkinkan untuk meletus.
¨Ezetint Vulcano, yaitu gunung api yang selamanya tidak akan bererupsi karena sudah mati.
¨Destructive Vulcano, yaitu gunung api yang mengalami erosi dan sebagian terusakkan, bahkan hanya meninggalkan bekas-bekas seperti sumbat lava.

3. Berdasarkan Tipe Letusannya
¨Tipe Hawaii
¨Tipe Stromboli
¨Tipe Plateau Basalt
¨Tipe Plinilian dan Vulcanian
¨Tipe Celah
¨Tipe Freatik
¨Tipe gunung api dasar laut


4. Berdasarkan Cara Terbentuknya
¨Karena pergerakan lempeng
¨Karena gaya endogen

Senin, 15 Oktober 2012

Metode Geofisika Dalam Eksplorasi Batubara

Dalam eksplorasi  output yang diharapkan adalah geometri dari lapisan (seam) batubara. Geometri seam batubara digunakan sebagai estimasi sumber daya cadangan batubara. Selain itu geometri seam batubara sangat menentukan teknik penambangan batubara itu sendiri.

Metode geofisika merupakan metode pengukuran sifat fisik batuan di bawah permukaan. Metode geofisika selama ini mampu menggambarkan kondisi geologi bawah permukaan dengan baik. Dalam eksplorasi batubara memang metode geofisika tidak populer digunakan (kecuali geofisika well logging) karena akurasi yang lemah terhadap respon batubara. Hal ini disebabkan batubara memiliki ambiguitas yang tinggi dengan batuan lain yang berada di sekitar lapisan batubara itu sendiri.

Akan tetapi beberapa metode dimungkinkan untuk mendeteksi keberadaan seam batubara, tentu saja untuk meng-crosscheck akurasinya tetap dibutuhkan data pemboran dan data geofisika well logging sebagai data penunjang. Metode geofisika yang dimaksudkan adalah metode geolistrik. Memang beberapa survey menggunakan metode geolistrik dalam eksplorasi batubara sering kali menemui kesulitan dalam pemilihan konfigurasi dan interpretasi. Oleh karena itu ada beberapa solusi penjelasan yang akan saya jabarkan sebagai berikut ;

1. Konfigurasi, Metode geolistrik memiliki beberapa variasi konfigurasi, beberapa yang umum digunakan antara lain ; konfigurasi schlumberger, wenner dan dipole - dipole. Setiap konfigurasi memiliki hasil pemodelan dan resolusi yang berbeda-beda. Dalam eksplorasi batubara sering kali beberapa peneliti menggunakan konfigurasi dipole - dipole atau yang berifat "pole" (mengutub). Hal ini menjadi "tidak tepat" karena biasanya kondisi seam batubara adalah berlapis / melampar, selain itu kedalaman yang dicapai relatif dangkal, sehingga target seam yang dalam tidak ter-cover. Metode yang lebih tepat digunakan adalah konfigurasi wenner-schlumberger, konfigurasi ini memiliki resolusi vertikal dan horisontal yang baik dan capaian kedalaman yang lebih dalam. Akan tetapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi geologi daerah survey.

2. Interpretasi, Seperti saya jelaskan di atas ambiguitas yang tinggi menyebabkan tingkat kesalahan interpretasi menjadi tinggi. Batubara memiliki respon yang resistif terhadap arus listrik, respon ini pula yang diberikan oleh batupasir, batugamping dan batuan beku. Oleh karena itu perlu sekali kalibrasi terhadap harga  resistivitas batubara di lapangan, sehingga harga tersebut dapat digunakan sebagai acuan respon batubara.